Salah satu komoditas minyak atsiri yang paling laris manis
adalah minyak atsiri dari nilam. Saat ini harga minyak nilam berkualitas baik
berkisar pada 400. 000 rupiah per kgnya. Sementara harga nilam segar 1000/kg. Dimana
untuk 1 ha lahan rata-rata bisa menghasilkan 25 ton nilam basah. Hanya saja bibit nilam sangat menentukan kualitas dan rendemen minyak.
Sebagai gambaran jika kapasitas penyulingan 200 kg dan dapat
dilakukan 2 x penyulingan setiap harinya maka butuh lahan seluas 16 ha. Investasi
untuk lahan per hektar mencapai 35-40 juta. Dan membutuhkan 25 ribu bibit per
hektarnya.
Minyak nilam dihasilkan melalui proses penyulingan, namun
sebelum tahapan tersebut perlu dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan
yang akan disuling, dengan cara pengecilan ukuran/pemotongan dan pengeringan
atau pelayuan. Proses tersebut perlu dilakukan karena minyak nilam di dalam
tanaman dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantong minyak atau
rambut gladular, sehingga bila bahan dibiarkan utuh, kecepatan pengeluaran
minyak hanya tergantung dari proses difusi yang berlangsung sangat lambat.
Pengecilan ukuran bahan biasanya dilakukan dengan pemotongan
atau perajangan, hal ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak
mungkin sehingga memudahkan pengeluaran minyak dari bahan-bahan tersebut
Produk ini mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam
digunakan di industri parfum sebagai zat pengikat aroma dan perannya belum
mampu digantikan oleh zat sintetis, sehingga kebutuhan minyak atsiri nilam di
dunia besar sekali. Selain digunakan di industri parfum minyak atsiri nilam
juga digunakan di industri kosmetik dan farmasi.
PROSES PENYULINGAN NILAM
Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu cara direbus, penyulingan dikukus, dan penyulingan dengan uap.
Penyulingan direbus, daun nilam kering dimasukkan dalam ketel berisi air dan
dipanasi. Kapasitas ketel penyulingan bervariasi, mulai dari 200 - 2.000 l.
Ketel dibuat dari bahan antikarat, seperti stainless steel, besi, atau tembaga
berlapis aluminium.
Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan lewat pipa
yang terhubung dengan kondensor (pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang
sesungguhnya merupakan campuran air dan minyak itu akan menetes di ujung pipa
dan ditampung dalam wadah. Selanjutkan, dilakukan proses pemisahaan sehingga
diperoleh minyak nilam murni.
Penyulingan cara kedua, mirip cara pertama, hanya saja
antara daun nilam dan air dibatasi saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di
atas saringan, sementara air berada di bawahnya.
Sementara sistem penyulingan uap menjamin kesempurnaan
produksi minyak atsiri. Pada sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan air
maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan tinggi dialirkan dari ketel perebus air
ke ketel berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat
pipa menuju kondensor hingga mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air
dan minyak) yang menetes ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan
minyak nilam.