Senin, 11 Juni 2012

Minyak atsiri dari Nilam


 
Salah satu komoditas minyak atsiri yang paling laris manis adalah minyak atsiri dari nilam. Saat ini harga minyak nilam berkualitas baik berkisar pada 400. 000 rupiah per kgnya. Sementara harga nilam segar 1000/kg. Dimana untuk 1 ha lahan rata-rata bisa menghasilkan 25 ton nilam basah.  Hanya saja bibit nilam  sangat menentukan kualitas dan rendemen minyak.
Sebagai gambaran jika kapasitas penyulingan 200 kg dan dapat dilakukan 2 x penyulingan setiap harinya maka butuh lahan seluas 16 ha. Investasi untuk lahan per hektar mencapai 35-40 juta. Dan membutuhkan 25 ribu bibit per hektarnya.
Minyak nilam dihasilkan melalui proses penyulingan, namun sebelum tahapan tersebut perlu dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang akan disuling, dengan cara pengecilan ukuran/pemotongan dan pengeringan atau pelayuan. Proses tersebut perlu dilakukan karena minyak nilam di dalam tanaman dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantong minyak atau rambut gladular, sehingga bila bahan dibiarkan utuh, kecepatan pengeluaran minyak hanya tergantung dari proses difusi yang berlangsung sangat lambat.
Pengecilan ukuran bahan biasanya dilakukan dengan pemotongan atau perajangan, hal ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga memudahkan pengeluaran minyak dari bahan-bahan tersebut
Produk ini mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam digunakan di industri parfum sebagai zat pengikat aroma dan perannya belum mampu digantikan oleh zat sintetis, sehingga kebutuhan minyak atsiri nilam di dunia besar sekali. Selain digunakan di industri parfum minyak atsiri nilam juga digunakan di industri kosmetik dan farmasi.
PROSES PENYULINGAN NILAM
Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara direbus, penyulingan dikukus, dan penyulingan dengan uap. Penyulingan direbus, daun nilam kering dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi. Kapasitas ketel penyulingan bervariasi, mulai dari 200 - 2.000 l. Ketel dibuat dari bahan antikarat, seperti stainless steel, besi, atau tembaga berlapis aluminium.
Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan lewat pipa yang terhubung dengan kondensor (pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang sesungguhnya merupakan campuran air dan minyak itu akan menetes di ujung pipa dan ditampung dalam wadah. Selanjutkan, dilakukan proses pemisahaan sehingga diperoleh minyak nilam murni.
Penyulingan cara kedua, mirip cara pertama, hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di atas saringan, sementara air berada di bawahnya.
Sementara sistem penyulingan uap menjamin kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor hingga mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air dan minyak) yang menetes ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam.

1 komentar: